Tak di Izinkan Jemput Anaknya, Puluhan Penggiat Macan Tutul Geruduk Sekolah Bethesda

Tak di Izinkan Jemput Anaknya, Puluhan Penggiat Macan Tutul Geruduk Sekolah Bethesda

banner 468x60

PALEMBANG — Puluhan anggota pengurus Macan Tutul menggelar aksi demo di Sekolah Bethesda di Palembang diduga terkait masalah orang tua murid dilarang bertemu dengan anaknya di sekolah.

Sekolah yang terletak di Jl MP Mangkunegara Kompleks Musi Palem Indah kelurahan 8 Ilir kecamatan Ilir Timur (IT) III digeruduk elemen masyarakat yang mengatasnamakan Penggiat Macan Tutul.

banner 336x280

Aksi demo di lakukan puluhan anggota dan pengurus Macan Tutul di laksanakan Jum’at (06/09) sekitar jam 09.30 WIB.

Kedatangan pendemo yang terkait tindakan pihak sekolah yang melarang salah seorang orang tua murid, berinisial STW (42) bertemu dengan anak kandungnya di bangku Taman Kanak-Kanak (TK) di sekolah itu.

Masalah ini bermula STW (42) dan istri GMP (36) telah berpisah dan dua anak yang masih TK hak asuhnya kepada istrinya berdasarkan putusan pengadilan agama.

Saat tiba pendemo tiba di depan gerbang sekolah telah di pasangi kawat berduri mereka telah ditunggu puluhan petugas keamanan baik dari pihak sekolah maupun polisi dari Polrestabes Palembang.

Sempat terjadi ketegangan saat peserta aksi yang datang dengan membawa mobil pick-up terbuka lengkap dengan pengeras suara diminta untuk tidak berorasi dengan alasan mengganggu aktivitas di sekolah.

Pendemo sempat membentangkan spanduk yang diantaranya mendesak kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel agar mencabut izin Sekolah Bethesda.

Dengan alasan guru dan pendeta yang tak berkompeten, diduga oknum guru yang arogan.

Karena pendemo menilai oknum guru tersebut tidak memiliki rasa empati, toleransi, etika dan tata krama.

Kami mewakili Pak Simon memohon kepada pihak sekolah untuk dapat mengizinkan dia bertemu dengan anaknya.

Menanggapi keinginan pendemo pihak yayasan dan sekolah mengatakan bukan mempersulit orang tua jumpa anaknya tapi peraturan tidak boleh sembarang orang menjemput siswanya jika tidak ada barcode.

Hal ini telah menjadi kesepakatan antara orang tua dan sekolah, kebetulan STW tidak ada barcode karena yang ada mantan istrinya.

Kalau dia ada barcode tidak masalah silakan jemput dan ketemu, ini juga untuk menjaga keamanan, menghindari hal yang tidak di inginkan seperti penculikan ujar Tuberto Sihombing perwakilan sekolah Bethesda.

Pada prinsip siapapun yang memegang kartu atau barcode seperti bapak ibu nenek ataupun saudara tidak masalah menjemput siswa saat sepulang sekolah, kami sama sekali tidak melarang beliau bertemu dan menjemput anaknya pulang sekolah.

Sementara STW mengatakan saya ini ayah kandungnya, kenapa justru tidak di perbolehkan melihat anak saya, memang saya dan istri sudah bercerai.

Tapi ada hak saya untuk bertemu anak, persoalan ini juga telah saya laporkan ke polda Sumsel dan kini tengah dalam proses hukum jelasnya. (Fitro)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!